Posted by : Unknown 19.10.14

Perancis, tidak diragukan lagi menjadi salah satu kiblat masakan di dunia. Negara berbentuk heksagonal ini memiliki banyak makanan terkenal karena kelezatannya. Sebut saja makanan ringan seperti croissant atau macaron serta beberapa hidangan utama seperti ratatouille atau escargot
 
Namun, dibalik ingar-bingar kulinernya, Perancis juga memiliki beberapa masakan kontroversial, terutama dari segi bahan baku. Salah satunya Foie Gras.

Foie gras, yang berarti hati berlemak merupakan masakan yang dibuat dari hati unggas air yang digemukkan dengan cara khusus. Di Perancis, foie gras dikenal sebagai hati angsa atau itik yang sebelumnya diberi makan jagung. Jagung ini diolah dengan lemak, lalu dipaksakan masuk ke dalam perut hewan melalui tenggorokannya lewat alat berbentuk selang atau dikenal dengan “teknik gavage”. 
 
Teknik gavage pertama kali diterapkan pada tahun 2500 SM, saat bangsa Mesir Kuno mulai menangkar burung untuk menjadikannya bahan masakan dengan menggemukkannya terlebih dahulu. Penggemukan itu dengan memaksakan burung-burung tersebut memakan pakan mereka.

Foie gras merupakan salah satu masakan Perancis yang sangat populer. Rasanya sangat kaya, bertekstur lembut, serta tidak seperti rasa hati unggas biasa. Biasanya foie gras disajikan utuh dengan tambahan saus mousse, parfait, pâté, atau juga dijadikan pendamping masakan lain, seperti steak. Bangsa Perancis menyebutkan, Foie gras adalah simbol keterjagaan budaya kuliner Perancis.

Sejauh ini, Perancis berada di peringkat teratas sebagai negara produsen sekaligus konsumen foie gras terbesar di dunia. Selain itu, beberapa negara di Uni-Eropa, serta Amerika Serikat dan Cina berapa di peringkat atas.

Dewasa ini, produksi foie gras dengan teknik-gavage menyulut banyak kontroversi. Teknik ini memaksakan-menelan-pakan atau force-feeding yang digunakan peternak. Bahkan, Beberapa negara dan lembaga yurisdiksi memiliki hukum yang mengecam penggunaan teknik force-feeding dan melarang penjualan foie gras. Force-feeding ini menyiksa binatang dan belum terhitung konsekuensi kesehatan dari pembesaran hati unggas tersebut.

Organisasi pecinta hewan seperti PETA dan Viva! mengungkapkan bahwa metode produksi foie gras, khususnya teknik force-feeding, merupakan kekejaman dan perilaku brutal kepada binatang. Lebih spesifik, teknik ini mengakibatkan pembesaran hati berkali-kali lipat dari ukuran normal, kegagalan fungsi liver, pembusungan dada yang membuat unggas sulit bernapas, serta kerusakan esofagus dan bahkan kematian jika dilakukan terus menerus. PETA menerangkan bahwa memasukkan dan mengeluarkan tabung penyalur pakan yang dilakukan berkali-kali dapat menggores dan melukai tenggoroan yang mengakibatkan iritasi dan infeksi.

Saat ini sudah banyak video yang bisa di akses di Youtube tentang bagaimana ungggas-unggas “calon foie gras” tersebut diternakkan. Dalam peternakan, teknik gavage ini sangat jauh dari kata manusiawi.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Arsip

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Prancis FIB UB -Blogger- Powered by Blogger - Designed by Blogger -