Journee Amicale, Maba Harus Berubah
Changement est obligatoire, perubahan adalah kewajiban. Tema Journee Amicale ini ditujukan kepada mahasiswa baru 2014 Bahasa dan Sastra Prancis FIB UB saat mengikuti rangkaian pertama Journee Amicale, (11/10).
Memasuki perkuliahan, maba harus lebih mandiri, karena masa SMA dan perkuliahan berbeda. "Kalau dulu kan diurus wali murid, sekarang, misalnya, mengurus KRS dilakukan sendiri," kata Endang, ketua pelaksana Journee Amicale.
Dalam acara tersebut, maba juga mendapat motivasi dari Dody Maulana, Ketua Warung Prancis. Selain memberi motivasi, Dody juga menceritakan suasana sehari-hari di Warung Prancis yang berada di Politeknik UB.
Acara berlangsung begitu meriah. Rifky, maba 2014, harus berjoget, lantaran lupa nama temannya. Sontak saja, suasana menjadi meriah dan penuh tawa, terlebih lagu pengiringnya merupakan lagu Prancis.
Journee Amicale berlangsung tiga kali dan berakhir pada 9 November nanti. (hum)
Memasuki perkuliahan, maba harus lebih mandiri, karena masa SMA dan perkuliahan berbeda. "Kalau dulu kan diurus wali murid, sekarang, misalnya, mengurus KRS dilakukan sendiri," kata Endang, ketua pelaksana Journee Amicale.
Dalam acara tersebut, maba juga mendapat motivasi dari Dody Maulana, Ketua Warung Prancis. Selain memberi motivasi, Dody juga menceritakan suasana sehari-hari di Warung Prancis yang berada di Politeknik UB.
Acara berlangsung begitu meriah. Rifky, maba 2014, harus berjoget, lantaran lupa nama temannya. Sontak saja, suasana menjadi meriah dan penuh tawa, terlebih lagu pengiringnya merupakan lagu Prancis.
Journee Amicale berlangsung tiga kali dan berakhir pada 9 November nanti. (hum)
Nama-Nama Populer Di Prancis
Thomas, Enzo, dan
Lucas tiga nama depan (prenom)
laki-laki yang banyak dipakai masyarakat Prancis dari tahun 2000
sampai 2011. Nama Jean dan Phillipe masing-masing populer di era’50
dan ’60. Itulah beberapa nama yang diberikan para orang tua di
Prancis kepada anak-anak mereka, seperti yang diberitakan Le
Monde.
Setelah perang dunia
II berakhir, 10-15 % banyak anak bernama Jean atau Marie. “Tetapi
pada era awal ‘90, Kevin adalah nama yang sering dipakai,” kata
Baptiste Coulment, seorang sosiolog dari L’Université
Paris seperti diwartakan Le
Monde.
Sementara itu, di
awal tahun 2000-an, Léa adalah nama perempuan paling populer.
Pemakaiannya hampir di seluruh Prancis pada tahun 2003. Setelah itu,
tahun 2005 hingga 2011, Emma menjadi nama yang sering dipakai.
Kisah menarik
terjadi pada tahun 1959. Popularitas Brigitte Bardot di layar
televisi membuat sebagian masyarakat menamai anak perempuan mereka
Briggite. Efek yang sama di tahun 1960-an, Thierry banyak dipakai
lantaran popularitas Thierry la Fronde di beberapa acara televisi.
Efek lain datang
dari Amerika. Serial drama remaja, Beverly Hills membuat nama Dylan
--seorang tokoh serial-- populer di Prancis Utara pada tahun 1995.
Namun, jejak Dylan tidak diikuti dua tokoh utama lainnya, Brandon dan
Brenda, karena nama mereka tidak banyak dipakai di Prancis.
PARFAIT 2014 Acara Himaprodi Pusat Perhatian Kampus
PARFAIT merupakan suatu pentas seni yang merupakan program kerja setahun sekali divisi seni Himaprodi Bahasa dan Satra Perancis, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB). Hal yang menonjol dari Parfait 2014 adalah kenyataan bahwa acara ini dapat menarik perhatian mulai dari mahasiswa FIB hingga anggota Eksekutif Mahasiswa (EM) UB, bahkan sempat diliput langsung oleh koresponden UB TV.
Parfait
diselenggarakan pada hari Jumat, 4 April 2014, dengan tema
Romantisme. Acara dibuka dengan penampilan homeband
FIB, Eky ‘N Friends yang membawakan dua
buah lagu : Mirror dari Justin Timberlake dan sebuah lagu ciptaan
mereka. Kemudian, Official Band Hima
Perancis dengan anggota Saskya, Rendy, Barak, dan Wawan
berkolaborasi dengan dua mahasiswa Sastra Inggris, yaitu Marcel dan
Ichan.
Acara
dilanjutkan pembacaan puisi yang berjudul l’éternité
oleh Intan, mahasiswi Bastra Perancis 2013.
Setelah itu, penonton disuguhkan sebuah drama musikal Un
Amour Simple yang berarti Cinta Sederhana.
Seni peran ini mengisahkan percintaan seorang Violist bernama
Clovis, yang diperankan Rendy, dengan Chanel, novelis yang
diperankan oleh Devi, yang langgeng hingga di usia senja mereka.
Drama ini menyita banyak perhatia lantaran beberapa adegan romantis
kedua tokoh utama.
Sebagai penutup, Maria, mahasiswi Bastra Perancis 2013
berkolaborasi dengan mahasiswa Sastra Inggris, Vian, membawakan lagu
yang berjudul Je Crois (I
Believe).
Ketua
Pelaksana Parfait 2014, Annisa Lazuardi, menyebutkan bahwa pemilihan
tema Romantismer bertujuan untuk menonjolkan kekhasan Perancis yang
terkenal sebagai negara romantis. Selain itu, tema percintaan juga
diambil dengan pertimabangan bahawa cinta sangat dekat dengan
mahasiswa, yang menjadi sasaran utama sebagai penonton, sehingga
bisa lebih menarik perhatian dan mudah dipahami.
Dalam
pelaksanaannya, Parfait hampir selalu mengalami kendala terutama di
sisi keuangan. Keterbatasan dana yang diberikan pihak dekanat, tidak
menyurutkan niat panitia penyelenggara. Pada akhirnya, tambahan dana
diperoleh dari bantuan Prodi dan kas divisi seni Himpunan Prodi
Perancis periode sebelumnya. Selain itu, pada saat acara
berlangsung, sempat terjadi beberapa kesalahan teknis, seperti
microphone yang tidak
menyala, serta lampu sorot yang beberapa kali mati. Annisa
menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi karena kurangnya koordinasi
serta penangung-jawab hal yang bersangkutan belum berpengalaman.
“Harapannya,
semoga tahun depan Parfait bisa lebih baik dari yang sekarang,”
ungkap ?????? mahasiswi Prodi Bastra Perancis 2011.
Presiden
EM UB, Setya Nugraha juga hadir menyaksikan acara ini. Sebagian
besar pengisi acara dan panitia merupakan mahasiswa semester dua.
Antusias tinggi penonton membuat UB TV menayangkan acara ini.
Foie Gras : Penyiksaan di atas Piring Saji
Perancis,
tidak diragukan lagi menjadi salah satu kiblat masakan di dunia.
Negara berbentuk heksagonal ini memiliki
banyak makanan terkenal karena
kelezatannya. Sebut saja makanan ringan seperti croissant
atau macaron serta
beberapa hidangan utama seperti
ratatouille
atau escargot.
Namun,
dibalik ingar-bingar kulinernya,
Perancis juga memiliki beberapa masakan
kontroversial, terutama dari segi
bahan
baku. Salah satunya Foie Gras.
Foie
gras, yang
berarti hati berlemak
merupakan masakan yang dibuat dari hati
unggas air
yang digemukkan dengan cara khusus. Di Perancis, foie
gras dikenal sebagai hati angsa atau itik
yang sebelumnya diberi makan jagung.
Jagung ini diolah
dengan lemak, lalu dipaksakan
masuk ke dalam perut hewan
melalui tenggorokannya
lewat alat
berbentuk selang atau dikenal dengan
“teknik gavage”.
Teknik
gavage pertama kali diterapkan pada
tahun 2500 SM,
saat bangsa Mesir Kuno mulai menangkar burung untuk menjadikannya
bahan
masakan dengan menggemukkannya terlebih dahulu.
Penggemukan itu dengan memaksakan
burung-burung tersebut memakan pakan mereka.
Foie gras
merupakan salah satu masakan Perancis yang sangat populer. Rasanya
sangat kaya, bertekstur lembut, serta tidak seperti rasa hati unggas
biasa. Biasanya foie
gras disajikan
utuh dengan tambahan saus mousse,
parfait,
pâté,
atau juga dijadikan pendamping masakan lain,
seperti
steak. Bangsa Perancis menyebutkan,
Foie gras
adalah
simbol keterjagaan budaya kuliner Perancis.
Sejauh
ini, Perancis berada di peringkat teratas sebagai negara produsen
sekaligus konsumen foie gras
terbesar di dunia. Selain itu, beberapa negara di Uni-Eropa, serta
Amerika Serikat dan Cina berapa di peringkat atas.
Dewasa
ini, produksi
foie gras dengan
teknik-gavage menyulut banyak kontroversi.
Teknik
ini memaksakan-menelan-pakan atau
force-feeding yang
digunakan peternak. Bahkan,
Beberapa negara dan lembaga yurisdiksi
memiliki hukum yang mengecam penggunaan teknik force-feeding
dan melarang
penjualan foie gras.
Force-feeding ini
menyiksa binatang dan
belum terhitung konsekuensi kesehatan dari
pembesaran hati unggas tersebut.
Organisasi
pecinta hewan seperti PETA
dan Viva!
mengungkapkan bahwa metode produksi foie gras,
khususnya teknik force-feeding,
merupakan
kekejaman dan perilaku brutal kepada binatang. Lebih spesifik,
teknik ini mengakibatkan
pembesaran hati berkali-kali lipat dari ukuran normal, kegagalan
fungsi liver, pembusungan dada yang membuat unggas sulit bernapas,
serta kerusakan esofagus dan bahkan kematian jika dilakukan terus
menerus. PETA menerangkan bahwa memasukkan dan mengeluarkan tabung
penyalur pakan yang dilakukan berkali-kali dapat menggores dan
melukai tenggoroan yang mengakibatkan iritasi dan infeksi.
Saat
ini sudah banyak video yang bisa di akses di Youtube tentang
bagaimana ungggas-unggas “calon foie gras” tersebut diternakkan.
Dalam
peternakan, teknik gavage ini
sangat jauh dari kata manusiawi.
UB Kembali Raih Akreditasi A
Universitas Brawijaya kembali meraih anugerah Akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Pengumuman secara resmi ini disampaikan oleh Rektor UB, Prof.Dr.Ir Mohammad Bisri, MS, dihadapan dekan dan ketua program di lingkungan UB, pada Rabu (8/10) di Ruang Jamuan, Gedung Rektorat Universitas Brawijaya.
"Akreditasi UB sudah kembali A, hal ini tertuang dalam surat keputusan bernomor 367/SK/BAN-PT/AK-SURV/PI/IX 2014, setelah pada tahun 2013 lalu mendapat akreditasi B", ujarnya.
Menurut Achmad Wicaksono, Ketua Pusat Jaminan Mutu, Universitas Brawijaya, Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT) memberikan tujuh standart untuk universitas yang ingin mendapatkan akreditasi. "Universitas Brawijaya telah sanggup memenuhi ketujuh standart tersebut, diantaranya visi dan misi; kepemimpinan; kemahasiswaan dan alumni: SDM,dosen,tenaga pendidik; kurikulum; sarana prasarana dan keuangan; serta penelitian,pengabdian masyarakat,prestasi. Ketentuan yang harus dipenuhi UB yakni nilai yang mencapai angka minimal 361 untuk akreditasi A", ujarnya.
Tidak puas dengan putusan BAN-PT, imbuh Soni, September lalu, Rektor mengajukan banding untuk mendapatkan akreditasi A. "Setelah mengajukan banding, dibulan yang sama, telah dilakukan surveillance oleh 5 orang dari BAN-PT untuk pengecekan ulang data. Jumlah doktor sebelum surveillance sejumlah 502, sedangkan sejak November 2013, jumlah doktor telah bertambah menjadi 535 oramg, sehingga tidak diakui. Sedangkan untuk jumlah pofesor, UB memiliki 200 orang professor", ungkapnya.
Tidak cukup sampai disini, Rektor akan membawa UB untuk Go ASEAN 2015, dan Go ASIA 2020. "Visi tidak hanya cita-cita yang diimpikan, melainkan visi adalah target yang harus diraih dan dicapai secara maksimal" tutur Bisri.
Saat ini Universitas Brawijaya telah meningkatkan kerjasama dengan Universitas di ASEAN sekaligus ASIA. Selain menjalin kerjasama tersebut, UB bertujuan untuk mendapatkan Sertifikat dari ASEAN University Network Quality Assurance (AUNQA). Untuk mendapatkan AUNQA, ujar Sony, UB akan meningkatkan program pertukaran pelajar, pertukaran dosen, pemeringkatan Akreditasi dari 4ICU,Q Star. Universitas yang resmi menjadi anggota AUNQA antara lain UI, ITB, UGM, UNAIR sedangkan anggota tambahan IPB dan Brawijaya. Setelah Universitas kembali mendapat akreditasi A, selanjutnya Go ASEAN 2015. (humasub)
Profil Himaprodi Bahasa dan Sastra Prancis
Pada
bulan Agustus 2009 Program Bahasa dan Sastra telah diresmikan menjadi
Fakultas Ilmu Budaya. Fakultas ini memiliki berbagai Program Studi,
salah satunya yakni Program Studi Bahasa dan Sastra Prancis.
Pada
awalnya Program Studi ini memiliki sebuah wadah bagi mahasiswanya
yang bernama Divisi Bahasa Prancis dan berada dibawah naungan Badan
Eksekutif Mahasiswa Program Bahasa dan Sastra yang terstruktur
dibawah Lembaga Kedaulatan Mahasiswa. Setelah diresmikannya Program
Bahasa dan Sastra menjadi Fakultas Ilmu Budaya, maka kami anggota
Divisi Bahasa Prancis ingin mengajukan adanya sebuah lembaga semi
otonom. Lembaga yang kami maksudkan adalah sebuah lembaga resmi yakni
Himpunan Mahasiswa Program Studi Prancis.
Himpunan Mahasiswa Prodi
Prancis adalah sebuah identitas mahasiswa Program Studi Bahasa dan
Sastra Prancis yang ada di Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Brawijaya. Wadah ini dibentuk sebagai sebuah wadah yang legal yang
akan menampung setiap aspirasi dari mahasiswa Program Studi Bahasa
dan Sastra Prancis serta diharapkan dapat mengembangkan bakat dan
minat mahasiswa dalam berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan
kemahasisawaan serta pengembangan pembelajaran Bahasa dan Sastra
Prancis.
Selain itu, dengan adanya lembaga ini diharapkan juga
dapat mempermudah hubungan birokrasi ketika mahasiswa Program Studi
Bahasa dan Sastra Prancis melakukan sebuah kegiatan yang bersifat
rutin maupun insidental yang termasuk dalam Program Kerja Himpunan
Mahasiswa Program Studi. Himpunan ini diharapkan juga merupakan
sebuah wadah untuk menjaga tali persaudaraan seluruh mahasiswa Bahasa
dan Sastra Prancis di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya dan
seluruh mahasiswa studi Prancis di Universitas lain di Indonesia,
agar kita lebih solid dalam melakukan berbagai kegiatan.
Himpunan Mahasiswa Prodi Prancis adalah sebuah identitas mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Prancis yang ada di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya. Wadah ini dibentuk sebagai sebuah wadah yang legal yang akan menampung setiap aspirasi dari mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Prancis serta diharapkan dapat mengembangkan bakat dan minat mahasiswa dalam berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan kemahasisawaan serta pengembangan pembelajaran Bahasa dan Sastra Prancis.
Selain itu, dengan adanya lembaga ini diharapkan juga dapat mempermudah hubungan birokrasi ketika mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Prancis melakukan sebuah kegiatan yang bersifat rutin maupun insidental yang termasuk dalam Program Kerja Himpunan Mahasiswa Program Studi. Himpunan ini diharapkan juga merupakan sebuah wadah untuk menjaga tali persaudaraan seluruh mahasiswa Bahasa dan Sastra Prancis di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya dan seluruh mahasiswa studi Prancis di Universitas lain di Indonesia, agar kita lebih solid dalam melakukan berbagai kegiatan.